SUMENEP- Pengerajin batik asal Desa Pekandangan, Kecamatan Bluto, Sumenep Dauli, mengungkapkan apresiasinya atas kepedulian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, terhadap para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Dirinya mengatakan, sebelumnya sempat vakum memproduksi batik, sekitar 6 sampai 10 tahun, karena ada beberapa kendala.
Bahkan, akibat vakum produksi batik, sejumlah warga di tempatnya banyak yang memilih untuk merantau ke Malaysia.
"Dulu vakum mas, sekitar 6 sampai 10 tahun itu," katanya.
Namun, setelah adanya kebijakan dari Bupati terkait pemberdayaan UMKM, salah satunya dengan memasarkan produk UMKM lokal di koperasi yang telah disediakan Pemkab Sumenep, maka saat ini dirinya dan warga mulai kembali aktif dalam membatik.
Dauli menjelaskan, kendala yang paling sering dialami sejauh ini, adalah terkait pemasaran produk dan menjangkau para pembeli.
"Kalau dulu selesai buat batik, kita jual sendiri. Tapi sekarang sudah ada koperasi, jadi lebih mudah," jelasnya.
Selain itu, ungkapan senada juga dilontarkan oleh seorang pembatik paruh baya Ny Remah (80), yang sudah puluhan tahun menggeluti usaha mengukir di atas kain tersebut.
Dirinya menyatakan, sangat berterimakasih atas dukungan dan kepedulian Pemkab Sumenep, terhadap para pelaku UMKM.
"Saya sudah puluhan tahun, jadi terimakasih Bupati atas kepeduliannya terhadap UMKM," tandasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi