SUMENEP, suaraindonesia.co.id- Panitia pelaksana Madura Ethnic Carnival (MEC) 2023 Sumenep, buka suara terkait banyaknya masukan dari sejumlah pihak mengenai kegiatan yang digagasnya tersebut.
Kepada suaraindonesia.co.id, Ketua Pelaksana MEC Sumenep Nur Kholis menyatakan, sebagai pemula, sejak awal pihaknya sangat terbuka untuk segala bentuk masukan dan diskusi.
Dirinya mengaku, secara perlahan pelaksana juga berusaha untuk terus memperkuat konsep yang dihadirkan dalam event bertajuk 'Magnificient of Kerapan Sapi' tersebut. Baik dari segi ide, perform teknis dan beberapa hal lain.
Atas sejumlah masukan yang diterima itu, ke depan pihaknya akan terus berupaya menyuguhkan performa yang lebih baik, pada perhelatan event mendatang.
"Dan yang terjadi kemarin, selama MEC dihelat kami tentu banyak belajar. Moga bisa lebih baik," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, pria yang akrab disapa Kholis tersebut juga menyinggung terkait pentingnya Kolaborasi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk kreatifitas kesenian.
"Menghindari itu (kolaborasi_red,) hemat saya adalah sebentuk kemunduran," katanya.
Ia pun menjabarkan, layaknya kesenian pada umumnya, MEC adalah murni sebagai sebuah daya ungkap.
Dia mencontohkan, bagi seorang penyair daya ungkap dari Magnificient of Kerapan Sapi, bisa berupa puisi, cerpen atau essai. Sementara bagi pegiat seniman, dapat berbentuk patung, musik hingga lagu.
Sedangkan dalam MEC, pihaknya mencoba untuk memberikan tawaran daya ungkap baru mengenai sebuah peristiwa kebudayaan di Madura, melalui kostum karnival.
"Nah, MEC kemarin kami mencoba membuat tawaran daya ungkap baru untuk sebuah peristiwa kebudayaan di Madura, yakni kerapan sapi. Bentuknya adalah kostum karnival," tandasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : Wildan Muklishah |
Komentar & Reaksi