SUARA INDONESIA SUMENEP

Rasa Otentik Namun Tetap Ekonomis, Bakdabak Bu Sum Terus Diburu Pembeli

Wildan Mukhlishah Sy - 29 January 2023 | 10:01 - Dibaca 1.52k kali
Kuliner Rasa Otentik Namun Tetap Ekonomis, Bakdabak Bu Sum Terus Diburu Pembeli
Penjual Bakdabak Bu Sum, yang sedang menggoreng Bakdabaknya. Foto: Wildan/suaraindonesia.co.id

SMENEP - Bakdabak, merupakan salah satu menu khas cemilah yang berasal dari Desa Prenduan, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep yang sangat digandrungi oleh berbagai kalangan masyarakat. 

Salah satu yang paling melegenda adalah Bakdabak Bu Sum yang terletak di sekitar Pertigaan Prenduan, tepatnya di gang sisi timur Toko Syam. 

Tidak hanya rasanya yang otentik, setelah dibuka lebih dari 10 tahun, kemasannya juga masih menggunakan kresek. 

Penjual Bu Sum mengaku hal itu dilakukan agar penjualannya berbeda dengan yang lain, sekaligus memberikan efek ekonomis, sehingga bisa menarik pembeli dari kalangan bawah hingga kalangan atas. 

Maka tak heran, jika kuliner satu ini sampai sekarang masih menjadi perbincangan hangat dan tetap diburu oleh para pembeli. 

"Agar beda dari yang lain, juga lebih terlihat ekonomis gitu," paparnya, saat ditemui oleh suaraindonesia.co.id, Minggu (29/1/2023). 

Meski penjualan masih dilakukan hanya dari warung di rumahnya, namun dirinya tidak mengelak bahwa selalu banjir orderan, baik yang datang langsung atau melalui telpon. 

Bahkan dalam sehari, rata-rata Bu Sum bisa menghabiskan lebih dari 20kg adonan ikan dan tepung, yang menjadi bahan dasar dari jajanan tersebut. 

Menurutnya, sejauh ini pelanggan paling banyak datang dari Kabupaten Pamekasan, terlebih saat Hari Sabtu dan Minggu, serta libur nasional. 

"Kalau untuk omzet, saya tidak mau beberkan. Tapi kalau sehari, adonan itu habis bisa sampe 20kg," jelasnya. 

Selama ini Ibu Sum mengatakan tidak ada kendala yang berarti dalam proses pembuatan hingga pemasaran produk. 

"Selalu ludes, yang beli sampai jam 9 atau 10 malam malah," ujarnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Wildan Mukhlishah Sy
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya