SUMENEP- Kasus mafia pupuk bersubsidi di Kabupaten Sumenep, hingga saat ini masih belum tuntas dan ketiga tersangka masih akan menjalani sidang dakwaan besok, Selasa (8/5/2023).
Kendati demikian, rupanya muncul inisial baru yakni "S" yang diduga sebagai pemberi modal, dalam kasus distribusi ilegal tersebut.
Hal itu, sebagaimana data yang didapatkan dari hasil penelusuran sejumlah media, di website resmi Sistem Informasi Penelusuran Perkara Pengadilan Negeri Sumenep http://sipp.pn-sumenep.go.id.
Pada website tersebut diterangkan bahwa, pada bulan Januari 2023 terdakwa W berkenalan dengan S yang disitu disebut sebagai DPO, di sebuah bengkel daerah Bluto.
Kemudian "S" mengajak terdakwa W untuk mengumpulkan pupuk bersubsidi dari kelompok–kelompok tani yang selanjutnya pupuk bersubsidi tersebut akan jual ke daerah lain.
Selanjutnya pada tanggal 1 Maret 2023 sekitar pukul 10.00 Wib terdakwa W menerima modal lagi S sebesar Rp. 50.000.000 dan mengumpulkan lagi pupuk bersubsidi dari berbagai kelompok tani di Kecamatan Bluto, hingga terkumpul 360 sak/karung pupuk bersubsidi, untuk kemudian akan dikirim ke luar Sumenep.
Diinformasikan, untuk sidang tiga orang tersangka yakni W, H dan IH dijadwalkan akan menjalani sidang dakwaan pada Selasa (9/5/2023) besok, dengan klasifikasi perkara Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
"Klasifikasi perkara Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan," keterangan di website SIPP PN Sumenep.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
| Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi