SAMPANG, Suaraindonesia.co.id - Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Sampang memastikan kemarau Elnino mulai berdampak di 62 desa.
Kasi Kedaruratan Logistik BPBD Sampang, Imam mengatakan, yang tergolong kekeringan ada 3 jenis. Pertama, jenis kekeringan kritis yang jauh dari mata air sejauh 3 kilo. Kedua, kekeringan langka sejauh 2 kilo dari sumber mata air. Ketiga, kekeringan langka terbatas yang jauh dari sumber mata air dari 1 kilo.
"Dari tiga jenis kekeringan itu, hanya katagori kekeringan Kritis yang mendapatkan bantuan air bersih," terangnya, Senin (21/08/2023).
"Kita sudah jalan melakukan bantuan air bersih ke 10 Kecamatan, tapi bertahap," tandasnya.
Ia menyampaikan, yang termasuk wikayah mengalami kekeringan kritis, Kecamatan Banyuates, Kedundung, Karang Penang, Pangarengan, Robatal, Sreseh Tambelangan, Camplong, dan Kecamatan Torjun. Namun, untuk yang tidak terancam kekeringan kritis, Kecamatan Sampang, Omben, Jrengik, dan Kecamatan Ketapang.
"Kita sudah jalan melakukan bantuan air bersih ke 10 Kecamatan, tapi bertahap. Sementara untuk Kecamatan Sokobanah, masih belum menyetorkan laporan kekeringan," tuturnya.
Ia mengatakan, berdasarkan data BMKG, musim kemarau pada 2023 puncak kekeringan ada pada Agustus dan September.
Sementara itu, Kabid Hubungan Langganan (Hublang) PDAM Trunojoyo Sampang, Supardi menuturkan, timnya sudah melakukan pengiriman air bersih maksimala 5 tangki ke desa-desa yang mengalami kekeringan.
"Faktor keterlambatan pengiriman air tersebut karena jarak yang jauh dan jalan yang rusak. Tapi kami setiap hari melakukan pengiriman air," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Hoirur Rosikin |
Editor | : Lukman Hadi |
Komentar & Reaksi