SUMENEP- Pulau Giliyang Kabupaten Sumenep, kembali berhasil menyedot perhatian wisatawan. Kali ini, bukan karena kadar oksigennya, namun juga spot lepas pantainya.
Pulau yang masuk di Kecamatan Dungkek tersebut, memang menyimpan beragam potensi wisata alam yang masih belum banyak diketahui oleh masyarakat luas, bahkan warga Giliyang sendiri.
Seperti pemandangan matahari terbenam atau sunset, yang rupanya sukses membius dan membuat takjub pelancong manapun, yang singgah di pulau dengan kadar oksigen 20,9 persen tersebut.
Senja di pulau Giliyang, seolah menyimpan keindahannya tersendiri. Perpaduan warna langit biru dan jingga dari matahari yang akan terbenam di laut lepas, membentuk ukiran indah yang terpampang sangat nyata di seberang barat Pulau Giliyang.
Pengunjung bisa mulai datang sekitar pukul 16.00 WIB ke dermaga untuk melihat, perubahan gradasi warna cahaya senja, mulai dari kuning kemerahan, jingga, perpaduan jingga dan warna biru langit yang menjadikannya ungu, sampai akhirnya semakin gelap dan matahari tenggelam secara sempurna.
Bukannya mengganggu, suara mesin kapal, deburan ombak laut dan obrolan lirih warga sekitar, justru memberikan kesan hangat, bagi pengunjung yang sedang duduk di dermaga Giliyang, untuk menyaksikan coretan-coretan warna estetik dari cahaya matahari yang akan terbenam.
Pemandangan tersebut, kian disempurnakan dengan sejumlah perahu dari ukuran kecil hingga besar, yang sedang menuju ke dermaga Giliyang.
Tak luput, berbagai aktivitas nelayan dan awak kapal di daerah setempat, yang dengan jelas mempertontonkan wujud nyata makna dari gotong royong.
Hangatnya suasana senja, semakin terasa kala pengunjung menyaksikan sejumlah awak kapal dan nelayan saling bahu membahu untuk menurunkan muatan dari kapal, hingga mengantarkan penumpang menggunakan papan apung ke dermaga, karena kondisi air yang sedang surut.
Salah seorang wisatawan asal Desa Kolor, Kecamatan Kota, Sumenep Nurul Khasanah mengungkapkan, dirinya sangat takjub atas suasana lepas laut yang menyajikan panorama senja dengan sangat sempurna di Pulau Giliyang.
Meski Nurul telah sering melihat pemandangan matahari terbenam di laut lepas, namun tidak dengan suasa sejuk dan jauh dari hiruk pikuk bunyi kendaraan bermotor di Pulau Oksigen tersebut.
Maka menurutnya, menghabiskan waktu sore menjelang malam, di dermaga Pulau Giliyang telah memiliki kesan yang berbeda baginya.
"Kalau melihat senja sudah sering, tapi di Giliyang ini mungkin karena sunyi dan tidak banyak kendaraan bermotor ya, jadi beda gitu kesannya," jelasnya kepada sejumlah media, Minggu (7/5/2023).
Lebih jauh, kerlap-kerlip lampu dari pulau seberang juga menjadi pelengkap wisatawan untuk menuntaskan waktu sore mereka di Giliyang.
Pengunjung bisa menikmati senja, sembari berbincang santai, dengan warga di sekitar pelabuhan dan menyantap makanan ringan yang dibawa.
Dengan pemandangan senjanya yang luar biasa indah dan budaya gotong royong di Giliyang, kata Nurul tentu dapat menarik wisatawan singgah dan kembali berkunjung ke pulau tersebut.
Kendati demikian, menurutnya kepuasan wisatawan akan semakin bertambah, jika di dermaga disediakan spot-spot menarik dan juga fasilitas seperti kafe atau warung kopi (Warkop), untuk tempat duduk dan bersantai.
"Kalau ada spot untuk duduk atau mungkin kafe atau Warkop gitu. Ini pasti makin keren," tandasnya.
Jika anda tertarik untuk melihat dan menikmati panorama senja di Pulau Giliyang Sumenep, maka anda bisa berangkat dari Alun-alun Sumenep, menuju Pelabuhan Dungkek.
Kemudian pengunjung bisa menyebrang menggunakan kapal, menuju Pelabuhan Giliyang dengan jarak tempuh sekitar 30 menit.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi