SUMNENEP, Suaraindonesia.co.id - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan alasan di balik pembangunan Dermaga Dungkek dan Giliyang di Kabupaten Sumenep. Salah satu yang menjadi inspirasi utamanya, adalah untuk memperjuangkan animal welfare atau kesejahteraan hewan.
Khofifah menceritakan, kala itu dirinya tengah menyaksikan tayangan di salah satu stasiun televisi yang menampilkan proses pengangkutan sapi dari Pulau Sapudi menuju Pelabuhan Dungkek.
Namun karena dermaga setempat masih belum bisa diakses secara proporsional, maka sapi tersebut terpaksa harus didorong dari tengah laut.
Perlu diketahui, saat air laut sedang surut maka perahu tidak dapat bersandar di Pelabuhan Dungkek dan Giliyang. Sehingga, baik penumpang maupun barang bawaannya terpaksa diangkut menggunakan papan kayu yang didorong oleh awak kapal menuju dermaga.
Gubernur Jatim mengaku sebagai pribadi yang mendukung animal welfare, maka dirinya sangat tersentil dengan pemandangan tersebut. Sehingga menilai perlu adanya aksesibilitas untuk mobilitas masyarakat, hewan ternak, barang dan jasa dari wilayah kepulauan yang akan didistribusikan ke daratan atau sebaliknya.
"Kita perlu menyiapkan aksesibilitas untuk mobilitas warga, jasa atau ternak," jelasnya, saat diwawancarai setelah meresmikan Dermaga Dungkek dan Giliyang, Selasa (04/07/2023).
Dirinya kemudian meminta, agar pihak terkait melakukan exercise dan melakukan ground breaking pada Bulan Juni 2019 lalu, hingga akhirnya dapat diresmikan pada hari ini, Selasa (04/07/2023).
Selain itu, kata Khofifah, dermaga tersebut juga menjadi penghubung ke Pulau Giliyang yang menyimpan beragam potensi wisata luar biasa, salah satunya adalah kadar oksigennya yang menjadi tertinggi kedua di dunia.
Pulau tersebut digadang-gadang akan menjadi wisata kesehatan, dengan beragam potensi dan keindahan alam lain yang mampu menarik kunjungan wisatawan.
"Jadi kami rasa penting untuk dihadirkan akses yang mempuni," tandasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : Lutfi Hidayat |
Komentar & Reaksi